Hendaklah anda ketahui bahawa Allah azzawajalla,apabila menghendaki kebajikan bagi seorang hamba,maka Allah memperlihatkan kepada orang itu akan aib-aib dirinya.Maka barangsiapa yang bashirahnya bisa menembus,maka tidak akan samar baginya aib-aib dirinya.
Apabila seseorang telah mengetahui aib-aib pada dirinya,maka ia dapat mengubati aib-aib tersebut;tetapi kebanyakan orang tidak mengerti akan aib-aib pada diri mereka.Salah seorang dari mereka dapat melihat sebutir debu di mata orang lain,tetapi tidak dapat melihat sebatang pohon yang ada di matanya sendiri(kuman di seberang lautan tampak;gajah di pelupuk mata tidak nampak).
Barangsiapa ingin mengenal aib dirinya,maka ia memmpunyai empat jalan:
1- Agar ia duduk pada seorang guru yang mengetahui aib-aib dirinya,dapat memeriksa bahaya-bahaya peribadi yang samar-samar,lantas ia menyedari nasihat-nasihat guru tersebut dan ia mengikuti petunjuk-petunjuknya dalam perjuangannya.Inilah perihal seorang murid beserta gurunya,lantas guru memberitahukan kepada murid akan aib-aib dirinya dan cara pengubatannya.Jalan pertama ini telah langka adanya pada zaman sekarang ini.
2- Agar ia mencari seorang teman karib yang senantiasa benar,bijaksana,beragama,lantas teman itu dijadikan sebagai pengawas atas dirinya,agar ia mengintai tingkahlaku dan segala perbuatannya.
Segala budipekerti,perbuatan dan aib-aib batin yang dibenci oleh teman karib itu diperingatkan.Demikianlah system yang dilakukan oleh orang-orang pandai dan orang-orang besar dari pemuka-pemuka Agama Islam.
Umar r.a berkata: Semoga Allah mengasihani orang-orang yang mau menunjukkan kepada aib-aibku.Umar bertanya kepada Salman dari hal aib-aib diri Umar.
Katanya kepada Salman:
Berita apakah yang sampai kepadamu tentang diriku yang tidak kau sukai?
Salman mengatakan:
Tidak ada apa-apa.Lantas Umar mendesak bertanya kepada Salman.
Kata Salman:
Berita yang sampai kepadaku ialah bahwa engkau suka mnegumpulkan dua macam lauk-pauk dalam satu hidangan makan,lagi pula engkau mempunyai dua pasang pakaian,yaitu sepasanag pakaian untuk siang hari dan sepasang lagi untuk malam hari.
Tanya Umar:
Adakah berita lain yang sampai kepadamu?
Jawab salman:
Tidak!
Lalu Umar berkata:
Adapun kedua sifat ini telah saya tinggalkan.
Umar bertanya pula kepada Huzaifah dan berkata kepadanya:
Engkaulah orang yang mengetahui rahsia Rasulullah s.a.w tentang orang munafik;adakah engkau melihat sesuatu dari pengaruh nifaq pada diri saya?
Umar yang mempunyai keagungan derajat dan keluhuran pangkat begitu curiga kepada dirinya sendiri.Setiap orang yang lebih sempurna akalnya dan lebih tinggi pangkatnya,ia telah sedikit kesombongannya dan lebih banyak perasangka kepada dirinya.Hanya yang kedua inipun telah jarang pula adanya.
Sedikit sekali teman yang tidak mau ambil muka,lantas ia mau memberitahukan tentang aib diri,atau sedikit pula teman yang tidak menaruh rasa dengki,sehingga ia tidak menambah-nambah dari kadar yang perlu.Jadi dalam lingkungan sahabat-sahabat anda tidak suci dari orang yang dengki.
Jadi dalam lingkungan sahabat-sahabat pasti ada orang-orang yang dengki atau orang yang mempunyai tujuan tertentu yang memandang hal yang bukan aib sebagai aib,atau pula orang yang bermuka yang menyembunyikan sebahagian dari aib anda terhadap anda.
Kerana hal inilah,maka Daud-at-Thay menjauhkan diri dari pergaulan manusia.Ditanyakan kepadanya:Mengapa anda tidak mau bergaul dengan manusia/Jawab Daud at-Thay:Apa yang harus kuperbuat terhadap orang-orang yang menyembunyikan aib-aib diriku di hadapanku?
Keinginan orang-orang yang beragama ialah agar mereka dapat menyedari aib-aib diri mereka dengan perantaraan peringatan ornag lain;tetapi keadaan pada orang-orang angkatan kita sekarang ini telah berbalik;bahawa orang yang paling kita benci ialah orang yang member nasihat kepada kita dan memberitahukan kepada kita akan aib-aib diri kita.Dan keadaan yang demikian hampir merupakan cetusan(manifestasi) daripada kelemahan iman.Sebab akhlak-akhlak jahat itu sepantun ular dan kalajengking yang menyengat dan berbisa.Andaikata ada orang yang memperingatkan kepada kita bahwa dalam pakaian kita ada seekor kalajengking,tentu kita akan patuh dan terima kasih atas peringatan tersebut.
Kita bergembira dengan peringatan itu lantas kita memusatkan perhatian untuk menghilangkan,menjauhkan dan membunuh kalajengking itu,padahal serangan kalajengking itu hanya pada badan dan sakitnya hanya terasa pada hari ini dan hari berikutnya,sedangkan budi rendah pada isi hati itu lebih berbahaya,apabila ia selamanya atau beribu-ribu tahun sesudah mati.Kemudian kita tidak senang kepada orang yang memperingatkan kita kepada budi rendah itu dan kita tidak menumpahkan perhatian untuk menghilangkan budi rendah itu,bahkan kita menghabiskan waktu untuk melawan orang yang member nasihat itu dengan mengimbangi perkataannya,lantas kita berkata kepadanya:Engkau juga berbuat begini dan begitu.Kita hanya disibukkan oleh permusuhan dengan dia,tanpa mau mengambil manfaat daripada nasihatnya.
Keadaan demikian serupa dengan kebekuan hati yang disebabkan oleh banyaknya dosa.Pokok pangkal kesemuanya itu ialah keimanan iman.Mari kita mohon kepada Allah,agar kita diberi ilham petunjuk olehNya,diperlihatkan kepada kita aib-aib diri kita dan kita diberi ketekunan untuk mengubati aib-aib itu dan kita diberi pertolongan untuk berterima kasih kepada orang yang menunjukkan kejahatan-kejahatan itu kepada kita dengan anugerah dan keutamaan Allah.
3- Jalan ketiga ialah agar orang mengambil faedah untuk mengetahui aib-aib dirinya itu dari mulut-mulut musuhnya.Sebab pandangan benci itu akan membuka berbagai kejahatan.Seorang musuh yang benci mungkin akan lebih banyak manfaat kepada orang tersebut daripada seorang teman yang bermuka-muka dan menjilat,yang menyanjung dan memuji kepadanya serta merahsiakan segala aib dirinya.Tabiat itu berpembawaan untuk membohongi musuh dan mendasarkan apa yang dikatakan kepada musuh itu atas dengki,hanya seorang yang bijaksana tidak akan berdiam diri untuk mengambil manfaat dari perkataan-perkataan musuhnya,sebab kejahatan-kejahatan dirinya itu pasti akan terhambur daripada mulut mereka.
4- Jalan yang keempat ialah agar orang bergaul dengan orang banyak.Setiap hal yang ia pandang tercela di antara kalanagan khalayak,maka hendaklah ia menuntut dirinya agar tidak berbuat seperti itu dan ia menisbahkan hal itu kepada dirinya,bahwa kalau ia berbuat seperti itupun akan tercela juga.Sebab orang mu’min itu adalah cermin orang mu’min yang lain,ia dapat mengetahui aib-aib dirinya dari melihat aib-aib orang lain.
Diketahui bahwa hampir semua watak berdekatan saja(hampir sama)dalam hal suka menurutkan hawanafsu.Tiap suatu sifat yang ada pada seorang tidak akan orang lain terlepas dari pokok sifat tersebut,atau bahkan lebih besar dari itu atau sebahagian daripadanya.Maka hendaklah orang memeriksa dirinya,membersihkannya dari segala yang dipandang tercela pada orang lain.
Jalan keempat cukuplah kiranya sebagai pendidikan terhadap diri anda.Kalau semua orang mau meninggalkan hal-hal yang mereka benci pada orang lain,maka mereka tidak perlu lagi kepada pendidik.
Kepada Nabi Isa a.s. pernah ditanyakan:Siapakah orang yang mendidik engkau?Jawab Nabi Isa:Tidak ada seorang pun yang mendidik aku,hanya aku melihat kebodohan si bodoh itu sebagai aib padanya,lantas kujauhi kebodohan itu.
Kesemuanya itu ada daya upaya orang yang tidak mendapatkan seorang guru yang arif,pintar dan mengetahui akan aib diri,belas kasihan,pemberi nasihat dalam hal agama,sempurna mendidik dirinya dan bertekun mendidik hamba-hamba Allah Ta’ala meberi nasihat kepada mereka.
Barangsiapa mendapatkan guru yang demikian,maka ia bererti telah mendapatkan seorang tabib;maka hendaklah ia senantiasa berhubungan dengan dia.Ialah tabib yang menyelamatkan dirinya dari penyakitnya dan membebaskan dia dari kehancuran yang mengancam.
Wallahu'alam.
BUKU"KEAJAIBAN HATI"-IMAM AL-GHAZALI
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya. (3:185)
03 August 2011
01 August 2011
RAHSIA MENGAPA ALLAH MENGHAPUS PERBUATAN BURUK
Orang-orang beriman bercita-cita mem¬peroleh keridhaan, kasih sayang, dan surga Allah. Namun, manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan lupa sehingga manusia melakukan banyak kesalahan dan memiliki banyak kelemahan. Allah Yang Maha Menge¬tahui keadaan hamba-hamba-Nya dan Maha Pengasih dan Penyayang memberitahukan kita bahwa Dia akan menghapus perbuatan buruk dari hamba-Nya yang ikhlas dan akan memberikan kepada mereka pemeriksaan yang mudah:
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya dengan gembira.” (Q.s. al-Insyiqaq: 7-9).
Tentu saja Allah tidak mengubah perbuat¬an buruk setiap orang menjadi kebaikan. Adapun sifat orang-orang beriman yang per¬bu¬at¬an buruknya dihapus Allah dan diam¬puni-Nya diberitahukan dalam al-Qur’an.
Orang-orang yang Menjauhi Dosa-dosa Besar
Dalam sebuah ayat Allah menyatakan:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang me-nger¬jakannya, niscaya Kami hapus kesa¬lahan-kesalahanmu dan Kami masuk¬kan kamu ke tempat yang mulia.” (Q.s. an-Nisa’: 31).
Orang-orang yang beriman yang menge¬ta¬hui fakta ini berbuat dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan batas-batas yang ditetapkan Allah, dan mereka menghindari hal-hal yang dilarang. Jika mereka melakukan kesalahan karena kealpaannya, mereka segera berpaling kepada Allah, bertobat, dan memo¬hon ampunan.
Allah memberitahukan kita dalam al-Qur’an tentang hamba-hamba-Nya yang tobat¬nya akan diterima. Dalam hal ini, jika kita mengetahui perintah Allah, namun dengan sengaja kita melakukan dosa dan ber¬kata, “Tidak apa-apa, apa pun yang terjadi saya akan diampuni.” Perkataan ini benar-benar menunjukkan cara berpikir yang salah, karena Allah mengampuni perbuatan dosa hamba-hamba-Nya yang dilakukan karena kealpaan dan ia segera bertobat dan tidak berniat mengulanginya lagi:
“Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanya¬lah tobat bagi orang-orang yang menger-jakan kejahatan lantaran ketidaktahuan, yang kemu¬dian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima tobatnya oleh Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu di¬teri¬ma Allah dari orang-orang yang menger-jakan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, ia menga-takan, ‘Sesung¬guhnya saya bertobat seka¬rang.’ Dan tidak pula orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Q.s. an-Nisa’: 17-8).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, menjauhi perbuatan dosa dengan sung¬guh-sungguh sangatlah penting jika seseorang ingin perbuatan-perbuatan buruknya diha¬pus¬kan, dan jika tidak menginginkan penye¬salan pada hari pengadilan kelak. Dalam pada itu, seorang beriman yang melakukan suatu dosa, hendaknya secepatnya memohon am¬pun kepada Allah.
Orang-orang yang Sibuk Mengerjakan Amal Saleh
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia akan menutupi perbuatan buruk orang-orang yang beramal saleh. Sebagian dari ayat-ayat yang membicarakan masalah ini adalah sebagai berikut:
“Pada hari ketika Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang meng¬alir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Q.s. at-Tagha¬bun: 9).
“Kecuali orang-orang yang bertobat, ber¬iman, dan mengerjakan amal saleh, maka mere¬ka itu kejahatan mereka diganti dengan Allah dengan kebajikan. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. al-Furqan: 70).
Setiap perbuatan dan semua tindakan yang dilakukan untuk mencari karunia Allah adalah “amal saleh”. Misalnya, perbuatan seperti menyampaikan perintah agama Allah kepada manusia, memperingatkan seseorang yang tidak mau bertawakal kepada Allah atas takdirnya, menjauhi seseorang dari meng¬gunjing, memelihara rumah dan badan agar tetap bersih, memperluas wawasan dengan membaca dan belajar, berbicara dengan sopan, mengingatkan orang tentang akhirat, mera¬wat orang sakit, menunjukkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada yang lebih tua, men¬cari nafkah dengan cara yang halal sehingga hasilnya dapat digunakan untuk kemanfaatan orang lain, mencegah kejahatan dengan ke¬baikan dan kesabaran, semua itu merupa¬kan amal saleh jika dilakukan untuk mencari keridhaan Allah. Orang-orang yang meng¬ingin¬kan agar kesalahannya diampuni dan diganti dengan kebaikan di akhirat, hendak¬nya selalu melakukan perbuatan yang sangat diridhai Allah. Untuk tujuan itu, hendaknya kita selalu ingat perhitungan pada Hari Pengadilan. Tentunya menjadi jelas bagaima¬na¬kah seseorang seharusnya berbuat, misal¬nya jika ia diletakkan di depan api neraka, kemudian kepadanya diperlihatkan perbuat¬an-perbuatan buruknya yang telah ia kerjakan semasa hidupnya, kemudian diingatkan bah¬wa ia seharusnya berbuat benar agar diam¬puni. Seseorang yang melihat api neraka, yang mendengar keputusasaan, penyesalan, dan keluh kesah para penghuni neraka yang meng¬¬alami siksaan yang pedih, dan yang menyaksikan siksa neraka dengan matanya, tentu saja akan melakukan perbuatan yang sangat diridhai Allah dan akan berusaha dengan sekuat tenaganya. Orang ini akan me¬ngerjakan shalat tepat pada waktunya, mela¬ku¬kan amal saleh, tidak akan pernah lalai, tidak pernah berani melakukan perbuatan yang kurang diridhai Allah, jika ia menge¬tahui bahwa ada perbuatan lainnya yang lebih diridhai-Nya. Karena neraka yang ada di sisinya akan selalu mengingatkannya tentang kehidupan yang kekal abadi dan siksaan Allah. Ia akan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh hati nuraninya. Ia akan berhati-hati dalam menjaga shalatnya. Se¬hing¬ga, dalam kehidupan di dunia ini, perbuatan buruk bagi orang-orang yang melakukan amal saleh, takut kepada Allah dan hari pengadilan, bagaikan orang yang melihat neraka lalu dikembalikan ke dunia, atau bagaikan mereka selalu melihat api neraka di sisinya sehingga ia segera melaku-kan kebaikan. Orang-orang yang beriman ini merasa yakin tentang akhirat dan mereka sangat takut dengan azab Allah dan berusaha menjauhinya.
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya dengan gembira.” (Q.s. al-Insyiqaq: 7-9).
Tentu saja Allah tidak mengubah perbuat¬an buruk setiap orang menjadi kebaikan. Adapun sifat orang-orang beriman yang per¬bu¬at¬an buruknya dihapus Allah dan diam¬puni-Nya diberitahukan dalam al-Qur’an.
Orang-orang yang Menjauhi Dosa-dosa Besar
Dalam sebuah ayat Allah menyatakan:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang me-nger¬jakannya, niscaya Kami hapus kesa¬lahan-kesalahanmu dan Kami masuk¬kan kamu ke tempat yang mulia.” (Q.s. an-Nisa’: 31).
Orang-orang yang beriman yang menge¬ta¬hui fakta ini berbuat dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan batas-batas yang ditetapkan Allah, dan mereka menghindari hal-hal yang dilarang. Jika mereka melakukan kesalahan karena kealpaannya, mereka segera berpaling kepada Allah, bertobat, dan memo¬hon ampunan.
Allah memberitahukan kita dalam al-Qur’an tentang hamba-hamba-Nya yang tobat¬nya akan diterima. Dalam hal ini, jika kita mengetahui perintah Allah, namun dengan sengaja kita melakukan dosa dan ber¬kata, “Tidak apa-apa, apa pun yang terjadi saya akan diampuni.” Perkataan ini benar-benar menunjukkan cara berpikir yang salah, karena Allah mengampuni perbuatan dosa hamba-hamba-Nya yang dilakukan karena kealpaan dan ia segera bertobat dan tidak berniat mengulanginya lagi:
“Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanya¬lah tobat bagi orang-orang yang menger-jakan kejahatan lantaran ketidaktahuan, yang kemu¬dian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima tobatnya oleh Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu di¬teri¬ma Allah dari orang-orang yang menger-jakan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, ia menga-takan, ‘Sesung¬guhnya saya bertobat seka¬rang.’ Dan tidak pula orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Q.s. an-Nisa’: 17-8).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, menjauhi perbuatan dosa dengan sung¬guh-sungguh sangatlah penting jika seseorang ingin perbuatan-perbuatan buruknya diha¬pus¬kan, dan jika tidak menginginkan penye¬salan pada hari pengadilan kelak. Dalam pada itu, seorang beriman yang melakukan suatu dosa, hendaknya secepatnya memohon am¬pun kepada Allah.
Orang-orang yang Sibuk Mengerjakan Amal Saleh
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia akan menutupi perbuatan buruk orang-orang yang beramal saleh. Sebagian dari ayat-ayat yang membicarakan masalah ini adalah sebagai berikut:
“Pada hari ketika Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang meng¬alir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Q.s. at-Tagha¬bun: 9).
“Kecuali orang-orang yang bertobat, ber¬iman, dan mengerjakan amal saleh, maka mere¬ka itu kejahatan mereka diganti dengan Allah dengan kebajikan. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. al-Furqan: 70).
Setiap perbuatan dan semua tindakan yang dilakukan untuk mencari karunia Allah adalah “amal saleh”. Misalnya, perbuatan seperti menyampaikan perintah agama Allah kepada manusia, memperingatkan seseorang yang tidak mau bertawakal kepada Allah atas takdirnya, menjauhi seseorang dari meng¬gunjing, memelihara rumah dan badan agar tetap bersih, memperluas wawasan dengan membaca dan belajar, berbicara dengan sopan, mengingatkan orang tentang akhirat, mera¬wat orang sakit, menunjukkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada yang lebih tua, men¬cari nafkah dengan cara yang halal sehingga hasilnya dapat digunakan untuk kemanfaatan orang lain, mencegah kejahatan dengan ke¬baikan dan kesabaran, semua itu merupa¬kan amal saleh jika dilakukan untuk mencari keridhaan Allah. Orang-orang yang meng¬ingin¬kan agar kesalahannya diampuni dan diganti dengan kebaikan di akhirat, hendak¬nya selalu melakukan perbuatan yang sangat diridhai Allah. Untuk tujuan itu, hendaknya kita selalu ingat perhitungan pada Hari Pengadilan. Tentunya menjadi jelas bagaima¬na¬kah seseorang seharusnya berbuat, misal¬nya jika ia diletakkan di depan api neraka, kemudian kepadanya diperlihatkan perbuat¬an-perbuatan buruknya yang telah ia kerjakan semasa hidupnya, kemudian diingatkan bah¬wa ia seharusnya berbuat benar agar diam¬puni. Seseorang yang melihat api neraka, yang mendengar keputusasaan, penyesalan, dan keluh kesah para penghuni neraka yang meng¬¬alami siksaan yang pedih, dan yang menyaksikan siksa neraka dengan matanya, tentu saja akan melakukan perbuatan yang sangat diridhai Allah dan akan berusaha dengan sekuat tenaganya. Orang ini akan me¬ngerjakan shalat tepat pada waktunya, mela¬ku¬kan amal saleh, tidak akan pernah lalai, tidak pernah berani melakukan perbuatan yang kurang diridhai Allah, jika ia menge¬tahui bahwa ada perbuatan lainnya yang lebih diridhai-Nya. Karena neraka yang ada di sisinya akan selalu mengingatkannya tentang kehidupan yang kekal abadi dan siksaan Allah. Ia akan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh hati nuraninya. Ia akan berhati-hati dalam menjaga shalatnya. Se¬hing¬ga, dalam kehidupan di dunia ini, perbuatan buruk bagi orang-orang yang melakukan amal saleh, takut kepada Allah dan hari pengadilan, bagaikan orang yang melihat neraka lalu dikembalikan ke dunia, atau bagaikan mereka selalu melihat api neraka di sisinya sehingga ia segera melaku-kan kebaikan. Orang-orang yang beriman ini merasa yakin tentang akhirat dan mereka sangat takut dengan azab Allah dan berusaha menjauhinya.
Temuduga Tertutup
Temuduga Sbg “Calon Jenazah”
Semua Akan Dikehendaki Hadir Tanpa Sebarang Pengecualian
Kekosongan Jawatan:
1. Ahli Syurga Dari Awal.
2. Ahli Neraka Dari Awal.
3. Ahli Neraka Sementara .. Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga.
Empat Ganjaran Lumayan (Khas Untuk Jawatan 1)
1. Nikmat Kubur.
2. Perlindungan Di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan Meniti Titian Sirat.
4. Syurga Yang Kekal Abadi.
Tarikh Temuduga:
Bila-Bila Masa Secara Adhoc Bermula Dari Saat Membaca Iklan Ini.
Lokasi Temuduga:
Di Dalam Kubur (Alam Barzakh).
Kelayakan:
Anda Tidak Perlu Bawa Siji-Sijil,Termasuk Sijil Saham Termasuk Saham Internet.
Anda Tidak Perlu Bawa Pingat , Mercedes Mata Belalang Atau Kad Kredit.
Anda Tidak Perlu Bawa Wang Atau Harta Serta Emas Yang Anda Kumpul.
Anda Tidak Perlu Berparas Rupa Yg Cantik, Hensem Atau Berbadan Tegap Atau Seksi.
Sila Bawa Dokumen Asal Iaitu : Iman Dan Amal Serta Sedekah Jariah Sebagai Sokongan.
Panel/Penemuduga:
Mungkar Dan Nakir.
Enam Soalan Bocor:
1. Siapa Tuhan Anda?
2. Apa Agama Anda?
3. Siapa Nabi Anda?
4. Apa Kitab Anda?
5. Di Mana Kiblat Anda?
6. Siapa Saudara Anda?
Cara Memohon:
Anda Cuma Perlu Menunggu Penjemput Yang Berkaliber Untuk Menjemput Anda. Ia Akan Menjemput Anda Pada Bila-Bila Masa Saja (Mungkin Sekejap Lagi). Ia Akan Berlembut Kepada Orang-Orang Tertentu Dan Akan Bengis Kepada Orang-Orang Tertentu. Ia Diberi Nama Izrail.
Semua Akan Dikehendaki Hadir Tanpa Sebarang Pengecualian
Kekosongan Jawatan:
1. Ahli Syurga Dari Awal.
2. Ahli Neraka Dari Awal.
3. Ahli Neraka Sementara .. Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga.
Empat Ganjaran Lumayan (Khas Untuk Jawatan 1)
1. Nikmat Kubur.
2. Perlindungan Di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan Meniti Titian Sirat.
4. Syurga Yang Kekal Abadi.
Tarikh Temuduga:
Bila-Bila Masa Secara Adhoc Bermula Dari Saat Membaca Iklan Ini.
Lokasi Temuduga:
Di Dalam Kubur (Alam Barzakh).
Kelayakan:
Anda Tidak Perlu Bawa Siji-Sijil,Termasuk Sijil Saham Termasuk Saham Internet.
Anda Tidak Perlu Bawa Pingat , Mercedes Mata Belalang Atau Kad Kredit.
Anda Tidak Perlu Bawa Wang Atau Harta Serta Emas Yang Anda Kumpul.
Anda Tidak Perlu Berparas Rupa Yg Cantik, Hensem Atau Berbadan Tegap Atau Seksi.
Sila Bawa Dokumen Asal Iaitu : Iman Dan Amal Serta Sedekah Jariah Sebagai Sokongan.
Panel/Penemuduga:
Mungkar Dan Nakir.
Enam Soalan Bocor:
1. Siapa Tuhan Anda?
2. Apa Agama Anda?
3. Siapa Nabi Anda?
4. Apa Kitab Anda?
5. Di Mana Kiblat Anda?
6. Siapa Saudara Anda?
Cara Memohon:
Anda Cuma Perlu Menunggu Penjemput Yang Berkaliber Untuk Menjemput Anda. Ia Akan Menjemput Anda Pada Bila-Bila Masa Saja (Mungkin Sekejap Lagi). Ia Akan Berlembut Kepada Orang-Orang Tertentu Dan Akan Bengis Kepada Orang-Orang Tertentu. Ia Diberi Nama Izrail.
Subscribe to:
Posts (Atom)