24 October 2010

Sabarlah dalam dakwah!!

Sabar di dalam berdakwah memiliki peranan amat penting bagi setiap da’i. Baik berdakwah kepada keluarga, masyarakat maupun kepada penguasa. Sabar secara umum merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karena itu, Allah memeritahkan kita untuk bersikap sabar, Dia berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan (QS 16: 127 - 128)



Di dalam ayat yang lain disebutkan, “Maka bersabarlah kamu seperti orang – orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul – rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. (QS Al Ahqaf : 35)



Allah SWT telah menjelaskan kepada kita semua, bahwa kehidupan ini penuh dengan ujian dan cubaan. Salah satu hikmah diturunkannya cubaan dan ujian adalah agar diketahui mana orang yang jujur dan mana yang dusta, mana yang benar – benar mukmin dan yang munafik, mana yang bersabar dan mana yang tidak.



Seorang muslim memerlukan kesabaran yang ekstra kuat, hal ini karena keberadaan seorang muslim menepati nilai tersendiri di masyarakat pada umumnya. Nabi Saw telah bersabda, bahwa semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin berat ujian yang dihadapi, beliau bersabda, “Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka lalu yang semisal mereka. Seseorang diberi ujian berdasrkan tingkatnya dalam beragama.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim. Dihasankan oleh Al Albani)



Maka kesabaran bagi kita amatlah penting, di antara pentingnya kesabaran di dalam berdakwah adalah sebagai berikut :



Sabar di dalam Berdakwah Ibarat Kepala Bagi Badan

Dapat dikatakan, bahwa tidak ada dakwah yang tanpa kesabaran, sebagaimana tidak ada badan yang tanpa kepala. Jika kepala lepas dari badan, maka itu artinya kematian. Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Kedudukan sabar terhadap iman, ibarat kedudukan kepala terhadap badan. Maka tidak ada iman bagi orang yang tidak punya kesabaran, sebagaimana jasad juga tak bererti tanpa adanya kepala.”



Sabar Merupakan Pintu Kebahagiaan

Sebagaimana firman Allah Swt, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar – benar berada dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr : 1 - 3)



Sabar Sarana Muroqobatullah Yang Utama

Hanya kesabaranlah yang akan dibalas oleh Allah Swt dengan pahala berlimpah. Hal ini menunjukkan, bahwa ia merupakan amal yang sangat utama dan tinggi kedudukannya. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya hanya orang – orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS 39 : 10)



Kesabaran Meringankan Penderitaan

Setiap muslim dan terutama para da’i pasti menghadapi tentangan dalam hidupnya, kerana seorang da’i mengajak manusia untuk meninggalkan hawa nafsu dan syahwat yang dibenci oleh Allah Swt. Maka orang – orang yang berseberangan dengan dakwah Islam, pasti akan memusuhi dengan segenap tenaga bahkan bila perlu dengan angkat senjata. Menghadapi rintangan semacam ini seorang da’i mau tidak mau harus memegang keyakinan dengan teguh dan bersabar, karena sabar merupakan pedang yang tak pernah tumpul dan sinar yang tak kenal redup.



Sabar Adalah Sifat Para Nabi dan rasul Allah SWT mendapatkan keselamatan, kesuksesan dan kekuatan dikeranakan sikap sabar mereka


Allah SWT berfirman, “Maka bersabarlah Kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali – kali janganlah orang – orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat – ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS 30 : 60) Lukman Al Hakim, seorang yang telah diberikan hikmah oleh Allah SWT, telah mewasiatkan kesabaran kepada anaknya, sebagaimana yang telah difirmankan Allah Subhanahu wa T’ala, “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal – hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS 31 : 17)



Sabar Menghantarkan Kepada Pertolongan Allah

Hal ini tentunya bukan berarti degnan meninggalkan usaha (ikhtiar), kerana pertolongan dari Allah tidak mungkin tercapai dengan sendirinya tanpa melakukan sebab – sebab yang mengantarkan kepadanya. “Jika bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS 3 : 120)



Sabar Adalah Separuh Iman
Sabar dan syukur adalah inti keimanan, Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda (kekuasaan Allah) bagi orang penyabar dan banyak bersyukur.” (QS 14 : 5) Nabi Saw telah menyifati seorang mukmin dengan sifat yang menakjubkan, sifat itu tidak akan didapati, kecuali pada seorang mukmin, yaitu, “Kalau mendapatkan kelapangan, maka ia bersyukur, yang demikian adalah baik baginya. Dan apabila ditimpa kesempitan, maka ia bersabar dan itu pun baik baginya juga.” (HR Muslim)



Sabar merupakan Sebab Untuk Meraih Kesempurnaan

Kesempurnaan iman hanya akan dapat diraih dengan kemauan keras dan keteguhan, oleh karena itu, dalam sebuah riwayat disebutkan doa berikut, “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dari setiap urusan dan kemauan keras dalam meraih petunjuk.” Keteguhan dan kemauan yang keras tidak akan dapat berdiri dengan tegak, tanpa ada kesabaran.



Kebaikan dunia akhriat bagi orang yang Sabar

Allah SWT beserta orang yang sabar, Allah mencintai orang yang sabar, mendapatkan kesejahteraan dan rahmat dari Allah, mendapatkan pertolongan, dijaga dari tipu daya musuh dan yang paling penting adalah ia berhak mendapatkan surga, sebagaimana firman Allah Swt, artinya, “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”. (QS 25 : 75)



Rejukan : Buku, “Anwa’u ash-shabr wa Majalatihi fi Dlau’al-Kitab wa as-Sunnah,” hal 7 – 27 Dr. Sa’id bin Ali bin Wahfal al-Qahthani.

No comments:

Post a Comment