08 July 2011

Memutuskan Hubungan Dengan Saudara Muslim Lebih Dari Tiga Hari

Assalamualaikum wrahmatullahi wabarakaatuh.

Abu Hurairah r.a berkata,Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak halal seorang Muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya(sesama Muslim) lebih dari tiga hari,sesiapa memutuskan lebih dari tiga hari dan meninggal dunia,maka ia masuk neraka.”
Hadith riwayat Abu Daud:5/215.Lihat Sahih al-Jami’:7635

Abu Khirasy al-Aslami r.a berkata,Rasulullah SAW bersabda:
“Sesiapa memutuskan hubungan dengan saudaranya selama setahun maka ia seperti mengalirkan darahnya(membunuhnya).”
Hadith riwayat al-Bukhari dalam Adbul Mufrad no:406,dalam Sahihul Jami’:6557.

Untuk membuktikan betapa buruknya memutuskan hubungan antara sesame Muslim,cukuplah mengetahui bahawa Allah menolak memberikan keampunan kepada mereka.Dalam hadith riwayat Abu Hurairah r.a,Rasulullah SAW bersabda:
“Semua amal manusia diperlihatkan(kepada Allah) dua kali dalam seminggu;hari Isnin dan hari Khamis.Maka setiap hamba yang beriman diampuni (dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada permusuhan.Difirmankan kepada malaikat:”Tinggalkanlah atau tangguhkanlah(pengampunan untuk) dua orang ini sehingga keduanya kembali berdamai.”
Hadith Muslim:4/1988

Jika salah seorang dari keduanya bertaubat kepada Allah,ia wajib bersilaturrahim kepada kawannya dan memberinya salam.Jika ia telah melakukannya,tetapi si kawan menolak,maka ia telah terlepas dari tanggungan dosa,adapun kawannya yang menolak damai,maka dosa tetap ada padanya.

Abu Ayyub r.a meriwayatkan,Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak halal bagi seorang lelaki memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga malam.Saling bertembung tapi yang ini memalingkan muka dan yang itu (juga) memaling muka.Yang terbaik di antara keduanya iaitu yang memulakan memberi salam.”
Hadith Muslim:4/1988.

Tetapi jika ada alas an yang dibenarkan,seperti kerana ia meninggalkan solat,atau terus menerus melakukan maksiat sedang pemutusan hubungan itu berguna bagi yang bersangkutan misalnya membuatnya kembali kepada kebenaran atau membuatnya merasa bersalah,maka memutuskan hubungan itu hukumnya menjadi wajib.Tetapi jika tidak mengubah keadaan dan ia malah berpaling,membangkang,menjauh,melawan,dan manambah dosa,maka ia tidak boleh memutuskan hubungan dengannya.Sebab perbuatan itu tidak membuahkan maslahat tetapi malah mendatangkan mudharat.Dalam keadaan seperti ini,sikap yang benar adalah terus-menerus berbuat baik dengannya,menasihati dan mengingatkannya.
Seperti hajr (memutuskan hubungan) yang dilakukan Nabi SAW kepada Ka’ab bin Malik dan dua orang kawannya,kerana baginda melihat dalam hajr tersebut terdapat maslahat.Sebaliknya bila menghentikan hajr kepada Abdullah bin Ubay bin Salul dan orang-orang munafik lainnya kerana hajr kepada mereka tidak membawa faedah.Bin Baz.

Dipetik dari buku Dosa-dosa Yang Dipandang Ringan oleh Manusia-Muhammad Soleh Al-Munajjid,Pustaka Azhar.

1 comment: